Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus
Beruang Talaud adalah dua spesies anggota genus Kuskus Beruang (genus Ailurops)
yang hidup endemik di Sulawesi. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
hanya dapat ditemukan di daratan pulau Sulawesi, Peleng, Muna, Buton, dan
Togian.
Sedangkan saudaranya, Kuskus Beruang Talaud (Ailurops
melanotis), merupakan hewan endemik yang hanya hidup di pulau Salibabu,
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Kuskus Beruang (Ailurops spp.) merupakan
anggota famili Phalangeridae (kuskus) dan merupakan salah satu mamalia
berkantung (marsupialia) yang terdapat di Indonesia selain kanguru. Seperti halnya kanguru, setelah melahirkan anaknya, kuskus merawat dan membawa anaknya di dalam kantung yang
terdapat di perutnya. Kuskus Beruang yang terdiri atas dua jenis ini merupakan
spesies kuskus terbesar. Mungkin lantaran tubuhnya yang besar hingga berukuran
satu meter itu, genus kuskus ini dinamai Kuskus Beruang. Selain itu Kuskus
Beruang disebut juga sebagai Kuse.
Kuskus Beruang Sulawesi di habitatnya Seperti halnya jenis Kuskus lainnya, Kuskus Beruang merupakan hewan pendiam dan pemalu. Binatang ini nyaris tidak bersuara kecuali kalau sedang merasa terganggu yang akan mengeluarkan suara menyerupai decak diselai-selain suara engahan. Dan mungkin lantaran sifatnya yang pendiam ini kemudian banyak orang yang menyamakan Kuskus dengan Kukang.
Kuskus Beruang atau Kuse dewasa hidup secara soliter
(sendiri-sendiri) dan merupakan hewan arboreal (lebih banyak aktif di atas pohon). Untuk
membantu aktifitasnya di atas pohon, Kuskus Beruang dilengkapi dengan ekor
prehensil. Seperti pada Binturong, ekor prehensil itu berfungsi layaknya sebagai
kaki kelima yang mampu mencengkram benda dan melilit dahan pohon saat berpindah
tempat.
Berbeda dengan berbagai jenis Kuskus lainnya yang
umumnya nokturnal (aktif di malam hari), Kuskus Beruang merupakan
hewan diurnal alias beraktifitas di siang hari meskipun aktifitasnya lebih
banyak digunakan untuk tidur. Hewan ini baru terjaga jika merasa lapar.
Kuskus Beruang terdiri dua spesies yang kemudian
dinamai berdasarkan lokasi atau daerah sebarannya yakni Kuskus Beruang Sulawesi
(Ailurops ursinus) dan Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis).
Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops
ursinus). Kuskus Beruang Sulawesi yang mempunyai nama latin Ailurops ursinus ini dalam
bahasa Inggris di kenal sebagai Bear Cuscus, Bear Phalanger, Sulawesi Bear
Cuscus. Daerah sebarannya mulai dari pulau Sulawesi,
pulau Muna, pulau Peleng, pulau Togian, dan pulau Buton.
Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
mempunyai ukuran tubuh mencapai 60 cm dengan ekor yang panjangnya hampir sama
dengan panjang tubuhnya. Berat tubuh Kuskus Beruang Sulawesi dewasa mencapai 8
kg. Warna bulunya hitam, kecoklatan, dan abu-abu.
Meskipun masih bisa ditemui di beberapa tempat
seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara)
dan TN. Lore Lindu (Sulawesi Tengah), populasi Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops
ursinus) diyakini mengalami penurunan drastis. Oleh karenanya IUCN Red List memasukkan Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops
ursinus) dalam kategori Vulnerable.
Kuskus Beruang Talaud (Ailurops
melanotis). Kuskus Beruang Talaud (Ailurops
melanotis) pernah dianggap sebagai sub-spesies dari Kuskus Beruang
Sulawesi. Kuskus yang dalam bahasa Inggris disebut Talaud Bear Cuscus ini
mempunyai daerah persebaran yang terbatas di pulau Salibabu (Kepulauan Talaud)
dan Sangihe di Sulawesi Utara saja.
Ciri-ciri fisik Kuskus Beruang Talaud hampir
menyerupai saudaranya Kuskus Beruang Sulawesi hanya saja memiliki ukuran tubuh
yang rata-rata lebih kecil serta dari warna bulunya yang lebih coklat
kepucatan.
Populasi Kuskus Beruang Talaud diyakini lebih
terancam kepunahan dibandingkan saudaranya di daratan Sulawesi. Oleh karena
itu, IUCN Red List memasukkan hewan spesies endemik pulau Talaud ini dalam status konservasi
Critically Endangered, yang merupakan status keterancaman tertinggi sebelum
dinyatakan punah.
Menurunnya populasi Kuskus Beruang, baik Kuskus
Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) maupun Kuskus Beruang Talaud (Ailurops
melanotis) disebabkan oleh deforestasi hutan akibat pembukaan lahan untuk konversi
hutan dan pembalakan liar. Selain itu juga diakibatkan oleh aksi perburuan liar
baik untuk diambil dagingnya sebagai bahan makanan maupun diperdagangkan
sebagai binatang peliharaan.
Anehnya lagi, dalam Lampiran Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun
1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, ternyata kuskus yang
dilindungi hanya yang dari genus Phalanger saja. Sedangkan Kuskus
Beruang Sulawesi mapun Kuskus Beruang Talaud yang merupakan anggota genus Ailurops,
ternyata belum tercantum di dalamnya.
Sudah pemalu saja, Kuskus Beruang asal Sulawesi
dan Talaud ini tetap tidak dilindungi sehingga banyak diburu hingga nyaris punah. Kok yang memburu malah tidak malu?.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum:
Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Diprotodontia; Famili: Phalangeridae; Genus: Ailurops;
Spesies: Ailurops ursinus dan Ailurops melanotis
Referensi dan Gambar :
-
www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/40637/0
-
Gambar: wikipedia.org dan www.arkive.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar